Untuk apa sebenarnya pelajaran sosiologi?
Apakah itu berguna bagi saya dikemudian hari?
Pertanyaan seperti yang saya sebutkan diatas sering sekali muncul dibenak saya ketika bapak Y.Sumardiyanta, S.Pd memasuki ruang kelas saya di kelas X-7 SMA Kolese De Britto. Memang pada saat itu pelajaran sosiologi sama sekali tidak saya minati. Pelajaran ini dimata saya hanyalah sebuah angin lalu. Bahkan sebagian besar teman saya juga beranggapan bahwa mata pelajaran sosiologi adalah pelajaran yang tidak berbobot.
Bagi saya, ilmu-ilmu sosial itu membosankan karena sajiannya bertele-tele dan untuk menguasainya dibutuhkan kemampuan menghafal yang luar biasa. Pada suatu ketika persepsi negatif muncul di dalam benak saya. Minat dan motifasi belajar saya terhadap ilmu-ilmu sosial menjadi menurun. Akibatnya interaksi antara saya dengan dengan guru di depan kelas cenderung monoton. Guru asyik menjelaskan, sedangkan saya hanya mengangguk-angguk seakan saya sudah dapat menguasai materi yang diberikan. Tetapi itu semua hanyalah omong kosong saya mengangguk-angguk tersebut menandakan bahwa saya ingin guru itu segera mengakhiri pelajaran ini. Saya juga sering melakukan aktifitas-aktifitas lain di dalam kelas, seperti berbicara sendiri dengan teman, mengganggu teman, bermain sendiri, menggambar, dan masih banyak lagi yang lain yang sudah menjadi rahasia umum seorang siswa SMA yang bosan akan pelajaran.
Ketika diadakan ulangan blok, saya pun menjadi kewalahan untuk menyelesaikan soal-soal di hadapan saya yang semestinya dapat saya kerjakan dengan baik apabila saya mendengarkan pembelajaran yang terjadi pada saat proses belajar mengajar. Pada saat setelah ulangan blok pertama itulah yang menyebabkan saya memberi stigma negatif pada pelajaran sosiologi sebagai pelajaran yang sulit dan menjenuhkan. Seiring dengan berjalannya waktu saya semakin merasa tidak ada gunanya mempelajari pelajaran sosiologi.
Dari salah satu artikel yang pernah saya baca di internet saya menemukan masalah-masalah yang selama ini saya temui. Ternyata bukan hanya saya yang mengalami hal seperti itu. Bahkan anak dari seorang guru sosiologi pun merasakan hal yang sama dengan saya.
Selain itu saya juga menemukan fakta-fakta mengapa saya menjadi membenci pelajaran sosiologi. Menurut artikel yang saya baca, sekurang-kurangnya ada 3 masalah pokok yang melatarbelakangi kengengganan saya mempelajari sosiologi. Pertama, masalah teknis pembelajaran yang tidak dapat menumbuhkan motivasi saya . Seharusnya di dalam proses pembelajaran itu seorang guru dapat memacu keingintahuan siswa untuk membedah masalah-masalah seputar lingkungan sosialnya sekaligus dapat membentuk opini pribadi terhadap masalah-masalah tersebut. Di sini siswa bukan lagi dianggap sebuah kertas kosong yang langsung begitu saja dapat diisi oleh seorang guru, melainkan siswa adalah seorang pribadi yang telah berinteraksi dengan lingkungan dan berhak untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Kedua, guru tidak lagi menjadi fasilitator yang membelajarkan siswa melainkan pribadi yang mengajar atau menggurui siswa didiknya.jika hal ini menjadi prioritas dalam pembelajaran maka akan timbul sisi negatif yang akan mematikan kreatifitas siswa. Akibatnya tumbuh kembang siswa menjadi tidak optimal.
Ketiga, penyampaian pesan pembelajaran dengan media yang kurang interaktif dan atraktif. Yang diharapkan dari siswa adalah merasa at home, menyenangi pelajaran, merasa membutuhkan pelajaran ini serta dapat melaksanakan pesan pembelajaran.
Dari ketiga permasalahan yang telah diutarakan di atas, saya menjadi dapat berefleksi pada pembelajaran yang saya alami di kelas X. Untuk masalah yang pertama saya merasa menemukan masalah itu. Dalam proses belajar mengajar saya sama sekali tidak merasa termotifasi untuk mempelajari Sosiologi. Untuk masalah kedua, saya tidak menemukannya terjadi di kelas X. Menurut saya bapak Sumardiyanta sudah menjadi fasilitator yang baik bagi kami. Sehingga saya sendiri tidak merasa selalu digurui atau dicekoki materi terus menerus, namun ada kalanya kami becanda bersama untuk menghilangkan kejenuhan.
Mungkin masalah yang ketiga ini yang menyumbangkan rasa bosan paling besar dari ketiga masalah yang ada. Saya merasa selama menerima pelajaran di kelas X, menjadi kurang menarik karena pelajaran lebih banyak monoton dengan cara mengerjakan tugas-tugas yang diberikan saja. Tidak ada pembelajaran yang dilakukan di lapangan atau dilakukan di luar ruangan kecuali di perpustakaan.
Menurut saya pembelajaran yang ada diperpustakaan dengan cara melakukan studi pustaka terkadang menjadi membosankan ketika kita hanya ditinggal begitu saja dengan cara diberi tugas. Namun sebagai seorang siswa pada umumnya, saya juga merasa senang apabila di tinggali tugas begitu saja.
Saya lebih suka melakukan studi dengan cara melihat langsung kejadian yang dimaksudkan. Karena apabila ditinjau ulang, pembelajaran secara visual akan lebih membekas di otak kami. Di sekolah khan juga tersedia sarana visualisasi. Mungkin dengan begitu para siswa juga dapat menikmati pelajaran dengan cara yang enak.
Pembelajaran yang dimaksudkan adalah pembelajaran yang sifatnya serius tetapi santai sehingga siswa tidak terus-terusan sepaneng tetapi juga tidak terus-terusan bercanda sehingga lupa akan pelajaran yang seharusnya menjadi prioritas.
Jadi secara keseluruhan, pembelajaran di kelas X bagi saya belum memberikan pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan bersosialisasi. Sampai saat ini saya hanya menjalani hidup saya seperti apa adanya. Mungkin suatu saat nanti pembelajaran sosiologi akan sangat saya butuhkan dalam kehidupan. Namun, sampai saat ini saya belum menemukan hasil dari pembelajaran saya kecuali teori-teori yang diberikan.
Bagi saya pribadi pembelajaran sosiologi hanya membekas dalam bentuk teori-teori tanpa ada di kehidupan bermasyarakat. Namun hal ini tidak lantas menghilangkan sama sekali minat belajar saya pada pelajaran sosiologi. Karena mau tidak mau saya harus menuntaskan seluruh mata pelajaran di kelas XI seperti halnya kelas X.
Pada intinya walaupun saya tidak begitu suka akan pelajaran sosiologi namun sosiologi adalah sosiologi. Sebuah pelajaran sosial yang harus saya pelajari di kelas XI Sosial 2 SMA Kolese de Britto.
0 komentar:
Posting Komentar Posting Komentar